Kampoeng News
Salo Kampar -- Harga karet ditingkat petani di Kabupaten Kampar terus turun, kondisi ini membuat petani makin pusing dan lesu. Bagai mana tidak, karena penghasilan sangat tidak seimbang dengan kebutuhan hidup yang terus melonjak naik.
Pada pekan pertama bulan April ini harga komoditas getah karet di Kabupaten Kampar turun lagi menjadi Rp 7000/kg, bahkan ada yang sudah pecah 7000/kg ke 6000/kg, dari harga sebelumnya yang masih berkisar Rp 8000/kg.
“ Itu karet yang ditimbang dua mingguan, yang sudah kering dari kadar airnya, kalau yang seminggu langsung dijual akan lebih murah lagi,’ kata petani karet Siabu kecamatan Salo". Selasa (10/5/2018).
Menurut petani karet, harga getah karet ditingkat petani sangat tidak seimbang dengan harga-harga kebutuhan pokok dan biaya hidup lainnya.
Harga beras saja diatas Rp 10 ribu/kg, harga gula pasir satu kilo sudah diatas Rp 13.000/kg, listrk naik, BBM naik, Gas, belum untuk biaya sekolah anak.
Seperti dituturkan Suyadi ( 43 th) sekarang petani karet betul-betul merana dan lesu, hasil yang didapat sangat tidak seimbang dengan pengeluaran. Namun apa mau dikata, petani tidak punya pilihan lain.
Demi tuntutan ekonomi mau tidak mau petani tetap menayadap karet dan menjual getahnya dengan harga yang murah.
“Ya mau apalagi ,tidak ada sumber penghasilan lain, kalau tidak motong ya tambah parah, mau makan apa, mau pindah usaha lain juga butuh modal,” keluh ayah dua anak ini dengan nada sedih.
Petani berharap pemerintah memperhatikan nasib petani karet, kalau dibiarkan harga karet terus anjlok, maka ekonomi masyarakat akan semakin sulit. Dan tidak mustahil kebun karet milik petani dipungsi alihkan ketanaman komuditas lainya.
Salo Kampar -- Harga karet ditingkat petani di Kabupaten Kampar terus turun, kondisi ini membuat petani makin pusing dan lesu. Bagai mana tidak, karena penghasilan sangat tidak seimbang dengan kebutuhan hidup yang terus melonjak naik.
Pada pekan pertama bulan April ini harga komoditas getah karet di Kabupaten Kampar turun lagi menjadi Rp 7000/kg, bahkan ada yang sudah pecah 7000/kg ke 6000/kg, dari harga sebelumnya yang masih berkisar Rp 8000/kg.
“ Itu karet yang ditimbang dua mingguan, yang sudah kering dari kadar airnya, kalau yang seminggu langsung dijual akan lebih murah lagi,’ kata petani karet Siabu kecamatan Salo". Selasa (10/5/2018).
Menurut petani karet, harga getah karet ditingkat petani sangat tidak seimbang dengan harga-harga kebutuhan pokok dan biaya hidup lainnya.
Harga beras saja diatas Rp 10 ribu/kg, harga gula pasir satu kilo sudah diatas Rp 13.000/kg, listrk naik, BBM naik, Gas, belum untuk biaya sekolah anak.
Seperti dituturkan Suyadi ( 43 th) sekarang petani karet betul-betul merana dan lesu, hasil yang didapat sangat tidak seimbang dengan pengeluaran. Namun apa mau dikata, petani tidak punya pilihan lain.
Demi tuntutan ekonomi mau tidak mau petani tetap menayadap karet dan menjual getahnya dengan harga yang murah.
“Ya mau apalagi ,tidak ada sumber penghasilan lain, kalau tidak motong ya tambah parah, mau makan apa, mau pindah usaha lain juga butuh modal,” keluh ayah dua anak ini dengan nada sedih.
Petani berharap pemerintah memperhatikan nasib petani karet, kalau dibiarkan harga karet terus anjlok, maka ekonomi masyarakat akan semakin sulit. Dan tidak mustahil kebun karet milik petani dipungsi alihkan ketanaman komuditas lainya.