Kampoeng News
Religi
Sebelum mengadakan acara hajatan, seperti aqiqah, Khitanan, pernikahan dan acara lainya, masyarakat Sungai Abang Siabu Kecamatan Salo Kabupaten Kampar Riau pasti mengawalinya dengan kenduri.
Kenduri dilaksanakan tiga hari sebelum hajatan, dengan mengundang para tetangga, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Sedangkan untuk acara yang laksanakan ketika kenduri beragam, tergantung permintaan yang punya hajat. Jika aqiqahan selain baca surah Yasin dan kirim do'a biasanya ada Marhabanan, berupa shalawatan yang di iringi dengan tabuhan rebana.
Namun ketika khitanan atau pernikahan, kenduri di isi dengan membaca surat Yasin, kirim do'a keselamatan dan kirim doa famili yang sudah meninggal.
Dan yang tidak pernah dilupakan, setelah selesai kenduri tuan rumah selalu memberikan suguhan berupa hidangan makanan.
Makanan yang di suguhkan oleh tuan rumah bisa dinikmati bersama sesudah rangkaian acara selesai dilaksanakan.
Dan yang paling berperan dalam acara kenduri adalah tokoh agama, di kampoeng Sei -abang dipanggil dengan istilah pak Kaum. Tugasnya meliputi Imam Masjid, Ketua penyelenggara jenazah, dan pemimpin kenduri untuk memanfaatkan do'a.
Tradisi Kenduri masih dilakukan hingga saat ini. Dan turun temurun bahkan menjadi kebiasaan yang dilaksanakan menjelang acara hajatan.
Ditambah dengan latar belakang masyarakatnya dari suku Jawa, sehingga sedikit banyak budaya dan tradisi dari negri asal masih dilaksanakan.
"Tradisi Kenduri agar dilestarikan, selain memupuk silaturahim sesama kita, mampu menghidupkan adat yang dibalut dengan syariah, ungkap bapak kaum Nasi' an ketika di jumpai beberapa waktu lalu, di acara kenduri Rajul. (KN)
Religi
Acara kenduri di kediaman bapak Agus Nuryadi dalam acara hajatan mengaqiqahkan dan khitanan anaknya Rajul
Kenduri dilaksanakan tiga hari sebelum hajatan, dengan mengundang para tetangga, tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat.
Sedangkan untuk acara yang laksanakan ketika kenduri beragam, tergantung permintaan yang punya hajat. Jika aqiqahan selain baca surah Yasin dan kirim do'a biasanya ada Marhabanan, berupa shalawatan yang di iringi dengan tabuhan rebana.
Namun ketika khitanan atau pernikahan, kenduri di isi dengan membaca surat Yasin, kirim do'a keselamatan dan kirim doa famili yang sudah meninggal.
Dan yang tidak pernah dilupakan, setelah selesai kenduri tuan rumah selalu memberikan suguhan berupa hidangan makanan.
Makanan yang di suguhkan oleh tuan rumah bisa dinikmati bersama sesudah rangkaian acara selesai dilaksanakan.
Para undangan kenduri mengikuti dengan khusus dan penuh pengharapan
Tradisi Kenduri masih dilakukan hingga saat ini. Dan turun temurun bahkan menjadi kebiasaan yang dilaksanakan menjelang acara hajatan.
Ditambah dengan latar belakang masyarakatnya dari suku Jawa, sehingga sedikit banyak budaya dan tradisi dari negri asal masih dilaksanakan.
"Tradisi Kenduri agar dilestarikan, selain memupuk silaturahim sesama kita, mampu menghidupkan adat yang dibalut dengan syariah, ungkap bapak kaum Nasi' an ketika di jumpai beberapa waktu lalu, di acara kenduri Rajul. (KN)