KAMPOENG NEWS-SIABU. Penghasilan petani di Desa Siabu kecamatan Salo kabupaten Kampar, terutama di sektor perkebunan karet mengalami penurunan akibat hujan yang terus mengguyur di wilayah setempat beberapa hari terakhir ini. Betapa tidak, akibat terhalang cuaca yang tak menentu tersebut, para petani mengalami hambatan dalam melakukan penyadapan karet di perkebunannya.
“Hujan akhir-akhir ini tidak menentu, kadang malam, siang, pagi, sore, bahkan juga subuh. Jadi bingung, khawatirnya kalau tetap nekat nyadap justru kena hujan dan bisa rusak batang karet. Gawat mas karena cuaca saat ini, yang jelas pendapatan menurun,”ungkap salah satu petani karet, petani karet saat berbincang-bincang dengan Kampoengnews.com, Minggu (08/11/2020) pagi.
Hujan yang turun dengan waktu dan intensitas yang tak pasti saat ini membuat petani karet tak ada pilihan lain selain berdiam diri dirumah, sebab jika dipaksakan dapat berdampak pada kualitas perkebunannya. Meski begitu, tak sedikit pula dari mereka yang tetap nekat menderes karetnya, sebab pendapatan mereka tergantung dari hasil sadapan.
Salah satunya adalah Bapak Suyadi. Dia mengaku terpaksa nekat menyadap karet walaupun harus berkejaran dengan kondisi cuaca saat ini, sebab hasil dari menyadap karet itu adalah sumber penghasilan satu-satunya.”Ya nunggu agak kering batangnya mas. Itu pun harus cepat-cepat takut kehujanan. Kadang juga baru dapat setengah, tiba-tiba hujan ya terpaksa terbuang. Kalau gak dipaksakan seperti itu, bisa-bisa dapur gak ngebul mas,”ujarnya.
Sementara Sarno Ari (22), salah satu pekerja pabrik karet di wilayah Desa Siabu mengatakan, penjualan getah karet dari petani sejak sepekan terakhir menurun drastis. Dan harga karet juga turun mas", ungkapnya.
Hujan yang menghambat penyadapan membuat para petani harus bekerja ekstra keras, karena penghasilan sebagian besar warga Desa Siabu adalah petani karet, jika tidak pergi ke kebun maka mereka khawatir dapur tidak berasap.
KN/MD