KAMPOENG NEWS.COM. Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan aktivitas sosial dan ibadah di lingkungan suatu Masjid. Tugas dan wewenang remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah, mufakat, dan amal jama'i (gotong royong) dalam segenap aktivitasnya.
Di Indonesia, organisasi pemuda remaja masjid seperti BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda remaja Masjid Indonesia, Tahun berdiri 1977), JPRMI (Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia, tahun berdiri 2003).
Kriteria remaja Masjid adalah Usia 15 - 25 tahun, mampu menjadi Muadzin dan pembawa acara hari besar Islam. mampu membantu manajerial Dakwah dalam upaya memakmurkan Masjid
Berdasarkan penjelasan di atas, tentunya di lingkungan kita pastilah banyak bahkan berlimpah para remaja Masjid yang seharusnya memakmurkan Masjid dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, agar mereka dapat menjadi generasi penerus yang berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia.
Pada masa sekarang ini kita prihatin dengan kondisi para remaja Islam, karena jarang ada kegiatan atau bahkan tidak pernah ada remaja Islam sholat berjamaah di Masjid, dan mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan di Masjid.
Pertanyaannya adalah ada apa dengan remaja masjid di era sekarang ini?. Para pengurus masjid sangat prihatin, karena tentunya mereka (remaja masjid) adalah generasi penerus yang akan meneruskan estafet dalam syiar islam di masjid masing-masing.
Kekhawatiran dan keprihatinan para orang tua dan pengurus masjid tentunya sangat wajar, karena di era teknologi informasi saat ini remaja memilih berkutat dengan gadget, sosial media, ketimbang harus mengurusi kegiatan di masjid.
Para orang tua juga khawatir terhadap remaja masjid akan terlena dan terpengaruh ke dalam hal-hal yang negatif akibat pergaulan dan pengaruh teknologi informasi, mereka lebih suka dengan media sosialnya.
Kalau para remaja masjid sudah nihil dari kegiatan keagamaan, bagaimana regenerasi pengurus Masjid akan datang. Untuk mencari Muazdin khatib dan Imam di zaman sekarang dari kalangan remaja cukup sulit di dapatkan.
Yang lebih menyedihkan, dari pihak pemerintah tidak peduli dengan hal tersebut, remaja Masjid seakan dianggap tidak ada, hal ini bisa dilihat tidak adanya program dari pemerintah untuk mengaktifkan kembali remaja Masjid.
Ada beberapa hal yang menarik untuk kita renungkan :
1. Anak seorang Imam masjid tidak menjamin akan menjadi imam juga di masjid
2. Anak seorang pengurus Masjid tidak menjamin akan menjadi pengurus Masjid.
3. Putra ustadz/ah juga tidak menjamin akan menjadi ustadz/ah
4. Orang tua fasih baca Al Qur'an, anaknya belum tentu bisa.
Ada beberapa hal yang mungkin membuat remaja islam enggan atau bahkan tidak mau ke masjid :
1. Tidak diberi kesempatan untuk berorganisasi dengan mandiri
2. Jika terjadi kesalahan dalam pekerjaan, langsung ditegur di depan umum (ingat remaja sangat sensitif).
3. Di setiap kegiatan keagamaan terlalu banyak aturan SOP yang harus dilaksanakan (disamakan dengan instansi/perusahaan)
Perlu diingat pula bahwa organisasi remaja Islam di Masjid berbeda jauh dengan organisasi formal di instansi, jika di instansi kita dapat melakukan regenerasi dengan baik dan cepat karena faktor tugas, pekerjaan, jabatan dan gaji yang diterima. Sedangkan organisasi remaja masjid dilandaskan pada kemauan, keikhlasan para anggota remaja dan tanpa pamrih.
Masalah Remaja Islam sangat penting harus segera kita tindak lanjuti, tidak hanya beretorika, usul saja, harus dengan tindakan yang nyata dan harus melibatkan semua unsur yaitu orang tua, tokoh masyarakat muslim, pengurus masjid dan lingkungan di sekitar masjid, dan pemerintah harus juga Perhatian.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jaman sekarang tidak bisa disamakan dengan jaman 20-30 tahun yang lalu. Remaja zaman dulu aktif ke masjid karena mungkin belum ada internet, belum ada handphone (HP), belum ada media sosial online. Tetapi sekarang era teknologi informasi, pendekatan kepada remaja Masjid juga harus dengan halus, disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Jika saat ini generasi remaja kita biarkan begitu saja, maka beberapa tahun yang akan datang dikhawatirkan akan muncul generasi yang jauh dari agama, moral berantakan, pergaulanya bebas. Apalagi di zaman globalisasi saat ini, jika remaja kita tidak dibentengi dengan agama maka sangat berbahaya, karena teknologi informasi saat ini mampu mempertontonkan apa saja.
Maka jika remaja kita abaikan, bisa jadi akan terjadi kemerosotan akhlak dimasa mendatang, khususnya bagi yang menempuh jenjang pendidikan yang sedikit materi keagamaan didalamnya, remaja Masjid menjadi solusi jitu untuk mendekatkan generasi muda kepada agamanya.
Kita sebagai orang tua mungkin terlalu sibuk dan bangga dengan urusan duniawi kita, jabatan dan tugas kita, sehingga kita lupa bahwa kita harus menyiapkan generasi penerus kita nantinya, setidaknya sama dengan kualitas kita atau bahkan melebihi kualitas kita baik dari segi pendidikan, maupun pemikiran kita.
Kita bisa sukses segala hal, apakah kita bisa menjamin anak kita juga sukses seperti kita?. Jangan sampai generasi kita mendatang kualitas hidupnya tak jauh lebih baik dari kita, baik dari segi ekonomi, akhlak dan perilaku.
Maka dari itu ini merupakan PR bagi kita semua untuk memberi semangat, motivasi, kesempatan kepada remaja Islam untuk memakmurkan Masjid. Dengan kegiatan-kegiatan Islami.
Agar masjid kita tidak sepi dari kegiatan keagamaan serta ibadah rutin. Mari kita memberi contoh yang baik pula bagi mereka, karena contoh yang baik Insha Allah juga akan ditiru mereka (remaja islam Masjid). Apakah kita sudah memberi contoh yang baik untuk remaja kita?, Apakah kita cuek terhadap kegiatan remaja kita ?, karena sibuk dengan berbagai pekerjaan, organisasi kita.
Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api Neraka yang bahan bakarnya adalah Manusia dan batu, penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6)
Kompasiana.com