Pelepasan udara tersebut disebabkan oleh gas yang merembes ke dalam usus dari darah kita. Beberapa gas lainnya adalah hasil reaksi kimia antara bakteri yang hidup dalam usus dan sisa makanan yang telah dicerna. Kentut dihasilkan oleh gerak peristalsis, rangkaian kontraksi usus guna menggerakkan sisa makanan menuju anus.
Proses ini dirangsang oleh akitivitas makan, yang menjadikannya alasan mengapa kita merasa ingin buang air besar atau kentut setelah makaan.
Makan bersama di tempat yang nyaman memang cukup membahagiakan. Namun situasi tersebut bisa menjadi kacau ketika tercium bau busuk yang disebabkan oleh kehadiran kentut seseorang.
Pernah menjumpai kejadian seperti itu? Mungkin sebagian orang menganggapnya sebagai trouble maker, namun ada juga yang hanya menyembunyikan kekesalannya dalam bungkusan tawa. Lantas bagaimanakah hukum kentut di tempat umum itu?
Rasulullah sebagai panutan kita pernah melarang seseorang yang memakan bawang putih tanpa membersihkan mulutnya untuk pergi ke suatu tempat yang mulia, yaitu masjid. Alasan pelarangannya bukan karena apa-apa, melainkan Rasulullah tak menginginkan aroma tak sedapnya tercium orang lain dan dapat mengganggu orang di sekitarnya. Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori diceritakan:
عن ابن عمر رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه و سلم قال من أكل من هذه الشجرة يعني الثوم فلا يقربن مسجدنا
Dari Ibnu Umar RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, ‘Siapa saja yang memakan makanan ini, (maksudnya bawang putih), jangan mendekati masjid kami, (HR Bukhori).
Sekilas terdengar biasa, namun sikap Rasulullah yang melarang orang yang memakan bawang putih tanpa membersihkan mulutnya untuk pergi ke masjid adalah salah satu sikap Rasulullah yang menunjukkan betapa pentingnya menjaga lingkungan agar tidak terganggu oleh aroma tak sedap.
Tidak hanya sesuatu yang disebabkan oleh mulut saja, namun yang lain juga. Termasuk aroma tak sedap yang ditimbulkan oleh olahan gas yang bernama kentut.
Menahan kentut memang tidaklah baik untuk kesehatan, hal tersebut bisa menyebabkan beberapa penyakit semisal wasir, infeksi diverticulosis, dan peritonitis. Namun bukan berarti kita bisa melepas kentut itu di sembarang tempat, terlebih di tempat umum. Sebiasa mungkin kita menjaga etika sesama agar tidak ada yang merasa terganggu saat kentut itu dilepaskan.
Alhasil, kentut seyogyanya dikeluarkan di tempat yang semestinya. Jika memang dalam forum terbuka, maka menjauhlah dari kerumuan dan perhatikan arah angin agar tidak terbawa ke forum.
Setidaknya hal tersebut bisa menjadikan aroma tak sedap itu tidak mengganggu orang lain dan sekitarnya. Sebagaimana Rasulullah menjaga kondisi masjid dari orang-orang yang berbau tak sedap di sektiar masjid.
Sumber : Bincangsyariah.com