KAMPOENG NEWS.COM - Hari raya Idul Fitri merupakan moment yang tepat untuk melakukan kegiatan saling bermaaf-maafan. Apalagi disepanjang satu tahun kebelakang kita sebagai manusia banyak sekali melakukan kesalahan terhadap orang lain. Sumber-sumber kesalahan diri kita berasal baik itu dari perbuatan ataupun perkataan yang dilakukan. Dari kedua hal tersebut bisa saja membuat orang lain sakit hati atau merasa tersinggung.
Ketika sudah terjadi sakit hati ataupun merasa tersinggung pastinya akan sangat menguras energi yang dimiliki. Maka untuk menghindari hal-hal yang kurang bermanfaat dari munculnya rasa sakit hati atau rasa tersinggung biasanya dengan cara memaafkan. Namun memang terkadang harus diakui bahwa memaafkan sesuatu terutama yang membuat sakit hati atau merasa tersinggung bukanlan perkara yang mudah. Tetapi jika kita masih tetap menyimpan ingatan akan perasaan sakit hati ataupun rasa tersinggung membuat kehidupan sehari-hari menjadi gelisah dan dipenuhi hal-hal yang kurang baik bagi tubuh atuapun pikiran.
Memang harus diakui bahwa setiap orang yang hidup di dunia ini tidak bisa luput dari yang namanya sebuah kesalahan. Dimana kesalahan yang dibuat bisa saja kesalahan besar ataupun kesalahan kecil. Alangkah lebih baiknya sebelum mengingat kesalahan orang lain tidak ada salahnya terlebih dahulu untuk melakukan introspeksi disi sendiri. Ada banyak sekali kegiatan-kegiatan yang kita lakukan memiliki potensi menyakiti orang lain tanpa secara sadar seperti mengosip, nyinyir, mengabaikan orang lain, dan masih banyak lagi.
Padahal ketika waktu Idul Fitri tiba merupakan waktu yang pas untuk kita sebagai manusia yang melakukan sebuah kesalahan agar saling bermaafkan. Walaupun momentnya sudah tepat terkadang kita masih sulit untuk membalas permintaan maaf tersebut. Menurut penulis ada beberapa hal yang membuat balasan permintaan maaf tersebut sulit dilakukan salah satunya yaitu adanya menganggap orang lain yang salah dan hanya diri sendiri yang benar.
Ketika sedang merasakan sakit hati atau tersinggung biasanya kita pastinya akan menanggap orang lain yang salah dan hanya kita yang benar. Padahal jika kita melihat lebih dalam kepada akar permasalahannya biasa saja kesalahan tersebut karena dirinya sendiri. Walaupun terkadang pula kesalahan bisa saja dibuat oleh orang lain. Adanya anggapan tersebut terkadang membuat didalam hati dan pikiran menjadi sulit untuk memaafkan orang yang membuat salah kepada diri kita.
Belum lagi adanya perasaan egois yang tinggi membuat kita dan orang yang membuat tersinggung tersebut terjadi sebuah perang dingin. Perang dingin tersebut bisa dilakukan dengan jenjang waktu yang cukup lama. Padahal bisa saja hanya dengan satu permintaan maaf disaat waktu Idul Fitri tiba semua dampak negatif seperti perang dingin tidak dapat terjadi. Namun ternyata masih adanya egois serta pemahaman yang telah dipaparkan diatas menjadi sulit untuk memaafkan walaupun sudah berada di moment yang tepat pada saat waktu Idul Fitri.
Padahal ada sebuah hal yang menarik setelah kita telah mampu memaafkan seseorang yang membuat diri kita sakit hati atau merasa tersinggung yaitu merasa lega. Bukan hanya merasa lega terkadang tekanan darah menjadi menurun. Serta beberapa hal lain seperti ketegangan otot sampai stres dapat dihindari karena tidak menyimpan perasaan sakit hati atau tersinggung.
Nah, setelah membaca tulisan ini apakah para pembaca masih tetap tidak mau memaafkan seseorang yang telah membuat sakit hati ataupun tersinggung apalagi ketika sudah memasuki moment Idul Fitri tiba. Apalagi jika melihat hasil menarik dari memaafkan seseorang ada banyak sekali manfaat yan dapat diberikan. Karena itu penulis masih memiliki pertanyaan kepada para pembaca yaitu:
Masih tetap nih tidak mau memaafkan seseorang yang telah menyakiti hati atau membuat tersinggung dalam menjalani kehidupan sehari-hari ini, walaupun ada banyak manfaat dari memaafkan dan dampak kurang baik dari menyimpan rasa sakit hati atau tersinggung tersebut?