Foto : Cakaplah.com 223 Views |
Sebagaimana diketahui, Kampar merupakan Kabupaten yang langsung berbatasan dengan Kota Pekanbaru.
"Kalau di Kampar itu sudah ada kena flu burung tentu kita lebih waspada ya," ujar Pj Walikota Pekanbaru, Muflihun Senin (27/3/2023).
Ia mengatakan kepada dinas terkait dirinya meminta untuk melakukan langkah-langkah bagaimana bisa mengantisipasi atau meminimalisir penyakit itu masuk di Pekanbaru.
"Itu adalah langkah awal yang kita lakukan, artinya OPD terkait harus melakukan pendataan, serta mencari sebab musababnya apa. Selain itu juga melakukan koordinasi dengan dinas yang lebih tinggi. Intinya bagaimana untuk mencegah dan meminimalisir masuknya wabah itu ke Pekanbaru," Cakapnya.
Selain itu orang nomor satu di Pekanbaru ini juga meminta OPD terkait untuk mensosialisasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat bisa mencari langkah untuk minimal bisa menjaga ternaknya itu bisa aman.
"Karena ini baru, saya rasa masyarakat juga mungkin belum sepenuhnya tahu apa sih penyakit ini. Makanya kita minta OPD untuk mensosialisasikan juga kita minta kepada media untuk bisa menyampaikan supaya masyarakat lebih berhati-hati terhadap penyakit flu burung ini," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya ratusan unggas mati mendadak di Desa Koto Masjid, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar dipastikan terjangkit akibat flu burung.
"Ayam mendadak di Desa Koto Masjid, XIII Koto Kampar itu positif Flu Burung/Avian Influenza (H5N1)," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, drh Faralinda Sari, Jumat (24/3/2023).
Faralinda Sari mengatakan, jika pemeriksaan unggas mati di Kabupaten Kampar itu sudah keluar, dan hasilnya positif flu burung.
"Tapi clade belum ada keluar hasil dari Laboratorium BVET Bukittinggi. Yang jelas memang sudah positif H5N1, itu sudah keluar hasilnya dan itu sudah cukup untuk sementara," ujarnya.
Selain di Kabupaten Kampar, pihaknya hingga saat ini belum mendapatkan laporan ada unggas di daerah lain yang ditemukan mati mendadak.
"Yang jelas sekarang ini kami imbau tetap waspada, terutama saat bersentuhan dengan unggas. Intinya jaga pola hidup bersih," ujarnya.
Sebelumnya, Faralinda juga mengimbau kepada masyarakat agar segera melaporkan ke Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten/kota atau petugas Puskeswan setempat, jika ada kematian ayam yang tinggi.
"Menjalankan biosekuriti di wilayah kandang, mulai dari pembatasan lalu lintas orang dari luar, menempatkan cairan desinfektan di wilayah masuk awal peternakan. Penggantian baju setiap masuk dan keluar kandang dan langsung dicuci setiap harinya sampai dengan pembersihan kandang dan penyemprotan desinfektan yang berkala," sebutnya.
Kemudian ia juga mengimbau, ibu rumah tangga yang berbelanja ke pasar untuk membeli ayam, untuk menjaga kebersihan personal, dengan cara mencuci baju yang digunakan dari pasar, cuci tangan dan peralatan yang digunakan untuk menangani produk unggas dengan sabun.
"Jadi jangan khawatir untuk mengkonsumsi ayam dan produknya, karena tidak menular melalui cara dikonsumsi. Yang perlu dikhawatirkan adalah sekresi/cairan/lendir atau kotoran dari ayam yang menempel pada produk unggas.
Karena Virus Avian Influenza mati ketika dipanaskan pada suhu 80 derajat Celcius selama minimal 2-10 menit. Selama produk unggas dimasak secara sempurna, tidak perlu khawatir tertular. Periksakan ke dokter, jika ada anggota keluarga yg mengalami demam atau gejala flu, setelah ada kontak dengan unggas," terangnya.
Sumber : Cakaplah.com